Analisis Semiotika pada Iklan Layanan Masyarakat "STOP MEROKOK! INGAT BAHAYANYA"

 

BAB I

PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Rokok merupakan hasil olahan dari tembakau yang umumnya dibungkus dengan kertas tipis. Fungsinya adalah sebagai sarana untuk merokok, yakni proses pembakaran yang menghasilkan asap yang mengandung zat-zat berbahaya seperti nikotin, karbon monoksida, tar, dan berbagai zat lain yang berpotensi menyebabkan kerusakan serius pada kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya. Dampak negatif dari rokok tidak hanya berdampak pada individu yang secara aktif merokok, melainkan juga pada orang-orang di sekitarnya yang terpapar oleh asap rokok yang sama, yang dikenal dengan istilah perokok pasif. Hal ini menunjukkan bahwa bahaya rokok tidak terbatas pada penggunanya langsung, melainkan juga memberikan dampak yang serupa terhadap individu di sekitarnya yang terpapar asap rokok secara tidak langsung.

Kondisi merokok dan ketergantungan pada rokok di Indonesia telah mencapai tingkat yang sangat mengkhawatirkan. Hal ini diperparah oleh sikap masyarakat yang masih cenderung menerima dan kurang memahami pentingnya hak setiap individu untuk dapat bernapas udara bersih tanpa terganggu oleh asap rokok. Di sisi lain, di negara-negara maju, kebiasaan merokok tidak lagi menjadi pilihan yang umum atau didukung oleh mayoritas, menunjukkan pergeseran pola pikir yang berbeda dalam menangani masalah merokok. Bahkan, orang-orang di negara maju malu jika punya kebiasaan merokok. Namun menjadikan Indonesia sebagai negara tanpa rokok dan perokok masih menjadi hal yang mustahil terwujud dalam waktu dekat dan mungkin masih memerlukan waktu yang sangat panjang.

Pemerintah juga sudah melakukan upaya untuk mencegah kebiasaan merokok seperti melalui pemasangan baligho, media cetak, media elektronik, dan melakukan peringatan langsung yang di letakan di bungkus rokok. Perlu diketahui bahwa semua peringatan yang sudah dipasang bukanlah omong kosong belaka. Sebab semua akibat yang disampaikan mengenai bahayanya merokok adalah fakta. Hal ini juga telah disepakati oleh seluruh dokter di dunia bahwa merokok tidak baik bagi kesehatan, sudah banyak pula orang yang menjadi korban dari kebiasaan merokok. Untuk saat ini kaum anak muda yang mendominasi angka perokok aktif, hal ini disebabkan oleh ketergantungan, sehingga perokok bukan tidak sadar akan bahaya merokok namun hal ini tetap dilakukan sebab sangat sulit untuk dihentikan jika sudah ditahap ketergantungan.

Dalam analisis ini, penulis merujuk pada metode semiotika yang merupakan kerangka konseptual yang mempelajari tidak hanya tentang tanda-tanda dalam komunikasi, tetapi juga mengenai proses tanda itu sendiri, bagaimana tanda-tanda dibuat, dipahami, dan disampaikan. Semiotika membahas tentang bagaimana makna dan interpretasi dibentuk, bagaimana komunikasi terjadi melalui tanda-tanda, serta studi tentang struktur dan fungsi tanda-tanda dalam berbagai konteks.

Tidak hanya bahasa atau sistem komunikasi yang terstruktur menggunakan tanda-tanda, namun seluruh aspek dunia ini terhubung dengan cara pikiran manusia memproses dan memahami tanda-tanda. Tanda-tanda ini membentuk jaringan kompleks yang memungkinkan manusia untuk mengartikan dan berinteraksi dengan realitas di sekitarnya. Pentingnya tanda-tanda ini dapat dilihat dari ketergantungan manusia terhadapnya dalam membentuk pemahaman dan hubungan dengan lingkungan serta realitas di sekitarnya. Jadi, tanpa adanya tanda-tanda, manusia akan kesulitan menjalin relasi atau hubungan yang bermakna dengan dunia di sekitarnya.

Metode analisis semiotika diaplikasikan dalam rangka mengungkap makna yang tersembunyi di balik elemen-elemen seperti teks, warna, simbol, serta unsur visual yang terdapat dalam sebuah iklan layanan masyarakat yang menekankan larangan terhadap kebiasaan merokok. Iklan ini tidak hanya memuat informasi mengenai larangan merokok, tetapi juga menyoroti beragam dampak negatif yang diakibatkan oleh kebiasaan merokok bagi individu yang merokok serta lingkungannya. Selain itu, iklan tersebut juga menggarisbawahi berbagai metode atau langkah-langkah yang dapat diambil untuk menghentikan kebiasaan merokok.

Melalui metode semiotika, iklan tersebut dianalisis untuk menemukan makna yang tersembunyi di dalam pesan-pesan yang disampaikan secara visual maupun teksual. Iklan tersebut secara rinci menjelaskan konsekuensi dari merokok tidak hanya bagi kesehatan individu yang merokok, tetapi juga menyentuh dampak yang bisa dialami oleh orang di sekitarnya yang terpapar oleh asap rokok. Selain itu, iklan juga memaparkan berbagai strategi atau langkah-langkah untuk menghentikan kebiasaan merokok, menyoroti upaya untuk mendorong perubahan perilaku menuju pola hidup yang lebih sehat dan bebas dari rokok.

Penelitian yang sedang dilakukan oleh penulis merupakan suatu pendekatan deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendalami makna yang terkandung dalam suatu iklan tertentu. Metode penelitian ini fokus pada penggalian pemahaman mendalam terhadap pesan yang ingin disampaikan melalui iklan tersebut.

Proses pengumpulan data dalam penelitian ini melibatkan penggunaan teknik analisis visual dan kajian terhadap sumber-sumber pustaka. Peneliti melakukan identifikasi terhadap iklan yang ditayangkan pada akun YouTube IndonesiaBaikID dengan durasi iklan sekitar 47 detik.

Selain melalui analisis visual iklan, penulis juga melakukan studi terhadap berbagai referensi yang bersumber dari buku, jurnal ilmiah, artikel, serta sumber informasi lainnya yang tersedia di internet. Pendekatan ini bertujuan untuk mendapatkan sudut pandang yang komprehensif terkait dengan tema iklan yang diamati, serta memperoleh wawasan yang lebih luas dan mendalam tentang isu yang disajikan dalam iklan tersebut. Dengan demikian, melalui kombinasi teknik analisis visual dan telaah literatur, penelitian ini bertujuan untuk mengungkap makna yang terkandung di dalam iklan serta mendalami pesan-pesan yang ingin disampaikan kepada audiens

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1  Definisi Iklan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) iklan terbagi menjadi 2 arti, yang pertama, iklan adalah berita pesanan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada barang dan jasa yang ditawarkan. Sedangkan yang kedua iklan memiliki arti sebagai pemberitahuan kepada khalayak mengenai barang atau jasa yang dijual, dipasang di dalam media massa atau di tempat umum. Lalu menurut ahli, Iklan merupakan salah satu alat dalam bauran promosi (promotion mix) yang terdiri dari lima alat (Kotler. 2005: 264). Sarana yang efektif untuk membantu pemasaran dalam menjalin hubungan antara perusahaan dengan konsumen untuk menghadapi pesaing adalah dengan memasang iklan.

Pada dasarnya, tujuan utama dari iklan adalah untuk memperkenalkan produk atau jasa kepada konsumen sehingga mereka terdorong untuk merespons secara positif terhadapnya. Iklan berusaha mengubah perilaku konsumen agar sesuai dengan preferensi yang diinginkan oleh produsen atau pemasar. Melalui iklan, diharapkan bahwa khalayak dapat memperoleh sebanyak mungkin informasi yang relevan dan berguna dari pesan-pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut, dengan harapan informasi ini dapat mempengaruhi mereka dan  menguntungkan terhadap produk atau layanan yang dipromosikan.

2.2  Definisi Periklanan

“Periklanan merupakan proses komunikasi lanjutan yang membawa khalayak ke informasi terpenting yang memang perlu mereka ketahuai” (Jefkins, 1997: 16) hal ini yang membuat iklan menjadi salah satu bentuk pesan yang disampaikan oleh produsen pada khalayak yang merupakan calon konsumen. Kegiatan periklanan menjadi salah satu strategi yang sering digunakan oleh perusahaan atau individu untuk mempromosikan produk atau layanan mereka. Dalam konteks ini, pihak yang bertindak sebagai pengiklan atau sponsor perlu mengalokasikan sejumlah dana atau biaya tertentu kepada media yang digunakan untuk menampilkan iklan mereka. Tujuan utama dari periklanan adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap produk yang dipasarkan sehingga mendorong minat dan pembelian produk tersebut. Melalui upaya periklanan, diharapkan produk yang diiklankan dapat menjangkau target pasar yang lebih luas dan secara efektif mempengaruhi keputusan konsumen untuk memilih dan membeli produk tersebut.

Terdapat perbedaan makna antara iklan dan periklanan, dimana iklan merujuk pada hasil akhir yang disajikan kepada publik sedangkan periklanan adalah keseluruhan proses yang meliputi perencanaan, penciptaan, dan penyampaian pesan-pesan tersebut.  Iklan dalam konteks ini, merupakan gambaran dari apa yang disajikan kepada khalayak, sementara periklanan merangkum semua langkah dan proses yang diperlukan untuk mencapai hasil akhir tersebut, termasuk strategi perencanaan, produksi, serta penyebaran pesan-pesan iklan kepada target audiens.

2.3  Definisi Rokok

Rokok merupakan hasil olahan tembakau yang dikonsumsi melalui pembakaran, penarikan asap, atau inhalasi. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 109 Tahun 2012 Tentang Pengamanan Bahan Yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau Bagi Kesehatan, rokok terdiri dari bahan tembakau yang mengandung nikotin dan tar. Hal ini merupakan komposisi umum dari rokok yang bisa berasal dari berbagai tanaman, seperti nicotiana tabacum, nicotiana rustica, dan varietas lainnya.

Diketahui bahwa rokok mengandung sekitar 4000 jenis bahan kimia, di mana 400 di antaranya memiliki sifat beracun. Lebih lanjut, sekitar 40 bahan kimia ini dapat terakumulasi dalam tubuh dan berpotensi menyebabkan kanker. Secara fisik, rokok berbentuk lintingan atau gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas, daun, atau kulit jagung, biasanya memiliki ukuran sebesar kelingking dengan panjang sekitar 8-10 cm, sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Gagan pada tahun 2019.

2.4  Definisi Semiotika

Secara etimologis, istilah semiotik berasal dari kata Yunani semeion yang berarti ‘tanda’. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya, dapat dianggap mewakili sesuatu yang lain (Eco, 1976: 16). Tanda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. Contohnya, asap menandai adanya api. Sedangkan secara terminologis, semiotik dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari sederetan luas objek-objek, peristiwa-peristiwa, seluruh kebudayaan sebagai tanda (Eco, 1979: 6). Dalam ranah studi semiotika, terdapat sejumlah aliran yang masing-masing mengusung pendekatan khasnya dalam memahami sistem tanda. Salah satu aliran yang dikenal sebagai semiotik konotasi awalnya dikembangkan oleh Roland Barthes. Ahli-ahli yang mempelajari aliran semiotik konotasi ini tidak hanya memusatkan perhatian pada makna yang muncul secara langsung atau denotatif dari suatu tanda, tetapi mereka secara aktif berupaya untuk menyelami serta memahami makna tambahan atau konotatif yang tersirat di dalamnya.

Pendekatan ini melibatkan analisis yang lebih mendalam pada aspek-aspek konotatif yang meliputi makna yang lebih kompleks dan mendalam, yang muncul melalui beragam interpretasi serta hubungannya dengan konteks, budaya, dan pengalaman individu. Para peneliti yang mengadopsi aliran semiotik konotasi ini mencari pemahaman yang lebih menyeluruh tentang bagaimana tanda-tanda tidak hanya menyampaikan makna langsung, tetapi juga melibatkan dimensi yang lebih luas, tersembunyi, dan kompleks dalam proses interpretasi.

Barthes (1990: 313) mendefinisikan sebuah tanda (Sign) sebagai sebuah sistem yang terdiri dari (E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungannya (R ) dengan content (atau signified) (C): ERC. Sebuah sistem tanda primer (primary sign system) dapat menjadi sebuah elemen dari sebuah sistem tanda yang lebih lengkap dan memiliki makna yang berbeda ketimbang semula. (Barthes, 1990: 313)

 

Such sign system can become an element of a more comprehensive sign system. If the extension is one of content, the primary sign ( E1 R 1 C 1 ) becomes the expression of a secondary sign system :

E2 = ( E1 R1 C1 ) R2 C2

      Barthes menyatakan bahwa semiotika itu pembenaran suatu hubungan antara penanda dan petanda. Penanda sendiri merupakan aspek material dari bahasa, yakni apa yang dikatakan dan didengar, apa yang ditulis dan dibaca. Sedangkan petanda itu sendiri merupakan aspek mental bahasa. Analisis semiotika Roland Barthes digunakan untuk melihat makna denotasi, konotasi, dan mitos yang berkaitan dengan iklan layanan masyarakat Bahaya Merokok. Barthes sendiri mengembangkan 2 tingkat pertandaan yang memungkinkan untuk menghasilkan makna dengan 2 tahap, yaitu tingkat denotasi dan konotasi.

Gambar 1. Model Pemaknaan Dua Tahap Barthes

Sumber : Sobur, Analisis Teks Media (2002: 127)

(dikutip dari John Fiske, Introduction to Communication Studies, 1990: 88)

Denotasi dan konotasi adalah konsep fundamental dalam studi semiotika yang menggambarkan bagaimana tanda-tanda menyampaikan makna dalam komunikasi manusia. Denotasi merujuk pada tingkat pertandaan yang secara eksplisit menjelaskan hubungan antara penanda, seperti simbol, kata, atau elemen visual, dengan petandanya dalam realitas. Ini adalah makna yang terlihat atau diungkapkan secara langsung dari suatu tanda, sering kali menggambarkan aspek yang nyata dan terukur dari suatu konsep atau objek.

Sebagai contoh, jika kita mengamati gambar atau simbol "stop" pada tanda lalu lintas, denotasinya adalah mengindikasikan instruksi secara eksplisit untuk berhenti. Dalam konteks ini, denotasi dari simbol "stop" secara langsung mengarahkan seseorang untuk berhenti, menggambarkan makna yang tersurat dan jelas.

Di sisi lain, konotasi beroperasi pada tingkat penandaan yang menjelaskan hubungan antara penanda dan petandanya, tetapi dengan makna yang lebih dalam, tidak langsung, dan kadang-kadang bersifat tidak pasti. Konotasi menciptakan lapisan kedua dari makna yang terbentuk ketika penanda dikaitkan dengan aspek psikologis manusia, seperti perasaan, emosi, atau keyakinan.

Misalnya, simbol "mawar" secara denotatif bisa dianggap sebagai bunga tertentu dengan bentuk, warna, dan aroma tertentu. Namun, dalam konteks konotatif, mawar sering kali dikonotasikan dengan makna emosional seperti cinta, kecantikan, atau bahkan kesedihan dalam beberapa konteks budaya atau sastra tertentu. Konotasi mawar di sini membawa lapisan kedua dari makna yang tidak langsung terkait dengan aspek-aspek emosional dan psikologis.

Perbedaan antara denotasi dan konotasi sering kali memainkan peran penting dalam interpretasi dan pemahaman pesan yang disampaikan melalui tanda-tanda, kata-kata, atau simbol dalam komunikasi. Sementara denotasi menyajikan makna yang eksplisit dan langsung, konotasi memberikan dimensi tambahan dari makna yang bisa bervariasi berdasarkan pengalaman, budaya, dan interpretasi individu, menciptakan kedalaman makna yang lebih kompleks.

Sebagai contoh, tanda berupa gambar hati secara denotatif adalah sebuah simbol geometris. Namun, secara konotatif, hati dapat meng-konotasikan perasaan cinta, kesetiaan, atau kasih sayang. Ini menunjukkan bagaimana suatu simbol dapat memiliki makna tambahan yang terbentuk oleh interpretasi individu, merujuk pada aspek-aspek emosional atau psikologis yang melekat pada simbol tersebut.

Dalam perspektif semiotika, iklan dipandang sebagai seperangkat tanda yang dapat dilihat melalui teks dalam iklan tersebut. Dalam mengkaji iklan dalam perspektif semiotik, kita dapat mengkajinya melalui sistem tanda yang terdapat di dalamnya. Iklan menggunakan sistem tanda yang terdiri atas lambang, baik verbal, maupun yang berupa ikon. Iklan juga menggunakan tiruan indeks, terutama dalam iklan radio, televisi, dan film (Sobur, 2006:116).

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Analisis semiotika Roland Barthes terhadap iklan layanan masyarakat terkait larangan merokok di saluran YouTube memberikan gambaran bahwa pesan yang disampaikan dalam iklan tersebut cenderung mengedepankan pesan denotatif. Fokus utama dari iklan ini adalah pada informasi konkret mengenai banyaknya zat berbahaya yang terkandung dalam rokok dan dampak negatifnya terhadap kesehatan.

Sebagai contoh, dalam iklan layanan masyarakat berjudul 'Stop Merokok! Ingat Bahayanya', pesan yang ingin disampaikan terasa singkat dan sederhana dalam pendekatannya. Kemungkinan besar, iklan ini menggunakan simbol-simbol visual atau teks yang secara langsung menggambarkan zat-zat berbahaya dalam rokok atau efek merokok pada kesehatan.

Pendekatan yang diterapkan dalam iklan tersebut tampaknya cenderung fokus pada pesan yang mudah dipahami dan langsung mengenai esensi dari bahaya merokok. Tidak ada upaya yang berlebihan dalam memberikan penjelasan yang rumit atau panjang lebar, melainkan lebih menekankan pada pesan yang singkat namun kuat.

Pendekatan singkat ini mungkin dimaksudkan untuk menarik perhatian audiens dengan cepat dan memberikan pemahaman yang langsung dan jelas mengenai dampak negatif merokok. Terutama karena konteks iklan yang umumnya memiliki durasi pendek di platform seperti YouTube, tujuan utamanya mungkin adalah untuk menyampaikan pesan anti-merokok dengan cara yang ringkas, padat, serta mudah dicerna oleh penonton dalam waktu yang terbatas.

Dalam konteks analisis semiotika Roland Barthes, iklan semacam ini mungkin cenderung menggunakan simbol-simbol visual yang mudah diidentifikasi dan mengandalkan teks yang langsung menggambarkan efek negatif rokok. Hal ini bertujuan untuk menyampaikan pesan yang langsung terkait dengan bahaya merokok, tanpa memerlukan interpretasi yang rumit atau berbelit-belit. Pendekatan ini mencerminkan keinginan untuk menekankan esensi dari pesan anti-merokok dengan cara yang sederhana dan efektif.

 Berikut analisis semiotika yang dilakukan oleh penulis :

Gambar 2. Scene 1 ILM Larangan Merokok

Dalam visualisasi yang ditunjukkan dalam Gambar 2, tergambar adegan pembuka dari iklan berjudul ‘Stop Merokok! Ingat Bahayanya’ yang disajikan oleh IndonesiaBaikID. Adegan ini menampilkan seorang pria muda yang mengenakan pakaian berwarna biru tua dengan gaya lengan yang terlipat, yang sedang berdiri sambil menyisipkan rokok di antara jari telunjuk dan jari manisnya sambil menghisapnya. Gambaran ini menjadi representasi dari fakta bahwa di zaman ini, generasi muda cenderung menjadi mayoritas dalam kelompok perokok aktif.

Melalui gambaran visual ini, iklan tersebut mencoba menggambarkan potret nyata dari fenomena di masyarakat saat ini, di mana remaja atau generasi muda terlihat sebagai kelompok yang signifikan dalam konteks perilaku merokok. Kehadiran sosok pria muda dalam adegan tersebut mengindikasikan upaya untuk menyoroti bahwa kebiasaan merokok bukan hanya menjadi masalah pada golongan usia yang lebih tua, tetapi juga semakin umum di kalangan generasi muda. Dengan demikian, iklan ini mungkin berupaya menyadarkan pentingnya kesadaran akan bahaya merokok di kalangan anak muda sebagai target utama dari pesan anti-merokok yang ingin disampaikan. Di dalam iklan tersebut, terdapat tulisan berwarna merah yang mencolok yang berbunyi ‘STOP MEROKOK!’. Pemilihan warna merah tidak dilakukan secara sembarangan, melainkan didasarkan pada pemahaman bahwa merah sering diidentifikasi sebagai warna yang merepresentasikan ‘bahaya’ dan memiliki makna sebagai peringatan untuk ‘berhenti’, sebagaimana yang tergambar dalam rambu-rambu lalu lintas. Dalam konteks ini, kata ‘STOP’ memiliki makna yang jelas untuk menghentikan suatu tindakan, sementara ‘MEROKOK’ diinterpretasikan sebagai suatu perilaku yang berbahaya.

Selain tulisan tersebut, terdapat gambar asap rokok yang disertai dengan gambar visual tengkorak. Simbol ini memberikan pesan bahwa asap rokok memiliki tingkat bahaya yang sangat tinggi dan dapat berujung pada kematian. Penggambaran tengkorak dalam asap rokok tersebut mungkin dimaksudkan untuk memperkuat kesadaran akan dampak serius yang dapat ditimbulkan oleh kebiasaan merokok. Keseluruhan kombinasi dari tulisan ‘STOP MEROKOK!’ yang berwarna merah yang menandakan bahaya dan peringatan untuk berhenti, serta gambar asap rokok dengan visual tengkorak, bertujuan untuk memberikan pesan yang kuat mengenai konsekuensi serius dari merokok, menggambarkan bahwa kebiasaan ini dapat berujung pada risiko kesehatan yang fatal.

Dari analisis ini, makna denotasi yang tergambar pada adegan pertama iklan layanan masyarakat adalah penonjolan visual yang jelas menekankan bahwa di era saat ini, terdapat dominasi dari generasi muda sebagai kelompok perokok aktif. Ini tercermin melalui gambaran seorang pria muda dalam adegan tersebut yang secara visual menunjukkan identifikasi usia yang muda sebagai pengguna rokok.

Sementara itu, makna konotasi yang terbentuk dari visualisasi adegan tersebut adalah pesan yang lebih dalam, yakni bahwa asap rokok dapat memiliki implikasi serius yang berujung pada kematian. Simbol asap rokok yang disertai dengan visual tengkorak membawa pesan tersembunyi yang menggambarkan bahwa kebiasaan merokok memiliki potensi risiko yang fatal bagi kesehatan.

Dalam konteks konotatifnya, adegan tersebut tidak hanya menggambarkan statistik atau fakta bahwa generasi muda menjadi mayoritas perokok aktif, tetapi juga menyiratkan pesan tentang risiko kesehatan yang besar yang terkait dengan kebiasaan merokok. Hal ini tercermin dari simbol visual asap rokok dengan tengkorak yang mengingatkan akan bahaya serius dan potensi kematian yang terkait dengan kebiasaan merokok.

Gambar 3. Scene 2 ILM Larangan Merokok

Gambar 3 dalam iklan ini memperlihatkan berbagai zat berbahaya yang terkandung dalam rokok, seperti tar yang dapat menyebabkan gejala batuk dan sesak napas, nikotin yang berdampak pada peningkatan detak jantung dan tekanan darah, serta kandungan karbon monoksida yang dapat memiliki dampak negatif terhadap sistem pernapasan dan pembuluh darah. Ketiga zat ini, jika tergabung dalam tubuh, berpotensi menyebabkan efek samping seperti rasa gelisah dan penurunan nafsu makan.

Selanjutnya, gambar tersebut juga menampilkan visual dari rokok itu sendiri dengan ekspresi wajah yang menunjukkan rasa kepuasan dan keberhasilan karena telah berhasil membuat banyak orang kecanduan untuk merokok. Hal ini mencerminkan penggambaran rokok sebagai objek yang memberi kepuasan palsu, serta menciptakan ketergantungan yang membuat individu sulit untuk berhenti merokok. Dengan menampilkan visual tersebut, iklan berusaha untuk menyoroti aspek manipulatif dari rokok dalam menciptakan ketergantungan serta dampak negatif yang ditimbulkannya pada kesehatan dan kehidupan seseorang.

Makna konotatif yang tergambar dari adegan kedua adalah upaya untuk menyoroti zat-zat berbahaya yang terdapat dalam rokok serta menjelaskan dampak negatif yang mungkin dialami sebagai akibat mengonsumsi zat-zat tersebut. Visualisasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang lebih dalam kepada penonton mengenai komposisi dan konsekuensi buruk dari zat-zat yang terkandung dalam rokok.

Lebih jauh lagi, makna denotasi yang terbentuk dari adegan tersebut adalah pesan tentang daya tarik rokok yang dapat menciptakan ketergantungan pada individu yang pernah mencoba merokok. Melalui visualisasi yang menampilkan ekspresi kepuasan dan keberhasilan dari rokok, pesan yang disampaikan adalah bahwa rokok mampu menciptakan keterikatan yang kuat, bahkan pada orang yang hanya mencoba merokok sesekali.

Hal ini mencerminkan adanya risiko yang signifikan akan ketergantungan terhadap rokok, bahkan dari percobaan pertama, yang dapat mengarah pada kecanduan yang sulit untuk diatasi. Dengan demikian, adegan tersebut berusaha untuk menyoroti sisi manipulatif dan risiko ketergantungan yang terkait dengan rokok.

Gambar 4. Scene 3 ILM Larangan Merokok

Dalam gambar keempat yang disajikan, terdapat gambar tangan yang memegang dompet yang tampak kosong, sementara terdapat visual tengkorak yang melayang di sekitarnya. Visual ini mengundang pemahaman mendalam bahwa kebiasaan merokok tidak hanya berpotensi merusak kesehatan tubuh bagi penggunanya, tetapi juga dapat memberikan dampak negatif pada sisi finansial, khususnya terkait pengeluaran keuangan.

Gambar tangan yang memegang dompet yang kosong menjadi simbol visual yang sangat kuat, menggambarkan dampak keuangan yang dapat terjadi akibat kebiasaan merokok. Kosongnya dompet yang digambarkan menciptakan visualisasi yang menyoroti aspek kerugian finansial. Pada saat yang sama, keberadaan visual tengkorak di sekitarnya memberikan nuansa serius bahwa kebiasaan merokok juga memiliki implikasi yang dapat merugikan dalam hal keuangan.

Melalui representasi visual ini, pesan yang disampaikan bukan hanya sebatas pada bahaya bagi kesehatan individu akibat merokok, tetapi juga memberikan peringatan akan dampaknya pada aspek keuangan. Gambaran dompet yang kosong menjadi metafora akan hilangnya uang yang bisa dialokasikan untuk keperluan lain, mengingat biaya rokok bisa menjadi pengeluaran rutin yang signifikan bagi perokok.

Selain itu, visual tengkorak yang melayang di sekitarnya menambah dimensi serius pada pesan yang ingin disampaikan. Kehadiran tengkorak menjadi simbol dari konsekuensi yang mungkin terjadi akibat kebiasaan merokok dalam aspek finansial. Hal ini memberikan pesan mendalam bahwa merokok tidak hanya menguras kesehatan, tetapi juga bisa berdampak pada stabilitas keuangan individu.

Secara keseluruhan, visualisasi yang menggambarkan tangan yang memegang dompet kosong dengan visual tengkorak melayang di sekitarnya menjadi representasi yang sangat kuat. Hal ini memperingatkan bahwa kebiasaan merokok bukan hanya membahayakan kesehatan, tetapi juga dapat merugikan secara finansial, memberikan pesan yang kuat untuk mempertimbangkan konsekuensi finansial yang mungkin terjadi akibat kebiasaan merokok.

Konotasi yang ingin disampaikan melalui gambar yang disajikan oleh IndonesiaBaik ID mencerminkan bahwa kebiasaan merokok tidak hanya memiliki dampak buruk pada kesehatan individu, tetapi juga menimbulkan implikasi negatif dalam hal keuangan. Representasi visual dalam gambar ini memberikan pesan yang dalam bahwa merokok tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga mempengaruhi secara signifikan aspek finansial.

Pertama-tama, visualisasi sebuah tangan yang memegang dompet yang terlihat kosong menjadi simbol utama dalam menggambarkan dampak finansial akibat kebiasaan merokok. Keberadaan dompet yang kosong secara visual memberikan penekanan yang jelas mengenai kerugian finansial yang mungkin dialami oleh individu yang merokok. Hal ini tidak hanya melambangkan kekosongan dalam dompet secara harfiah, tetapi juga memberikan makna simbolis akan hilangnya uang yang bisa digunakan untuk kebutuhan lain akibat pengeluaran untuk rokok.

Selanjutnya, adanya visual tengkorak yang melayang di sekitarnya memberikan dimensi serius atas pesan yang ingin disampaikan. Prinsip kontrast warna dalam teks, khususnya penggunaan teks yang diberi format bold dalam warna hitam dan merah, bertujuan untuk menekankan pesan tersebut agar lebih menonjol dan mencolok. Hal ini memperkuat pesan bahwa kebiasaan merokok memiliki dampak serius pada kedua aspek, kesehatan dan finansial.

Penggunaan teks dengan format bold dan warna yang berbeda memainkan peran penting dalam memberikan penekanan pada pesan yang disampaikan. Tebalnya teks hitam dan merah bertujuan untuk membuat pesan lebih mencolok serta menarik perhatian, dengan maksud memperkuat kesadaran bahwa merokok tidak hanya merugikan kesehatan, tetapi juga menimbulkan kerugian finansial yang signifikan.

Keseluruhan visual ini memberikan pesan yang jelas bahwa kebiasaan merokok memiliki dampak yang serius, tidak hanya pada kesehatan tetapi juga pada stabilitas finansial individu. Pesan ini disampaikan dengan cara yang kuat dan gamblang melalui simbol visual yang kuat dan penggunaan teks yang menonjol, semuanya menggarisbawahi konsekuensi serius dari kebiasaan merokok pada dua aspek yang penting dalam kehidupan seseorang.

Gambar 5. Scene 3 ILM Larangan Merokok

Pada gambar 5 pada iklan ini terdapat kalimat tanya yang tertulis ‘Bagaimana cara supaya berhenti?’ Secara konotatif, frasa ini tidak hanya bertanya tentang prosedur atau langkah-langkah teknis untuk menghentikan kebiasaan merokok, tetapi juga mencerminkan kebutuhan emosional, keinginan mendalam untuk mengubah pola perilaku yang ada. Makna konotatifnya meliputi aspek-aspek psikologis, perasaan, dan motivasi yang mendorong seseorang untuk mencari cara efektif untuk mengatasi kecanduan dan berhenti merokok. Kesadaran akan pentingnya berhenti merokok mungkin dipicu oleh pemahaman akan dampak negatifnya terhadap kesehatan, keuangan, atau kehidupan pribadi seseorang.

Dengan demikian, analisis semiotika konotasi dari pertanyaan ini memperlihatkan bahwa di balik kalimat sederhana tersebut, terdapat kompleksitas psikologis dan emosional yang mendasari keinginan individu untuk mengubah perilaku merokoknya.

Pada visualisasi gambar ke-5, terdapat representasi yang menggambarkan serangkaian langkah atau strategi yang bisa diambil sebagai bagian dari usaha berhenti merokok. Setiap langkah ini disampaikan dalam bentuk simbol yang sangat relevan dengan pesan yang ingin disampaikan. Pertama-tama, terdapat gambar yang mencerminkan langkah 'Bulatkan tekad dan membiasakan berhenti merokok' dengan visualisasi seseorang yang mengepalkan tangan, memberikan kesan ketegasan dan komitmen yang kuat untuk berhenti merokok.

Visual ini secara simbolis menggambarkan langkah awal yang sangat penting dalam proses berhenti merokok, yaitu meneguhkan tekad untuk berubah dan memutuskan untuk berhenti merokok. Melalui gambaran seseorang yang mengepalkan tangan, hal ini menciptakan kesan keputusan yang tegas dan komitmen yang kuat dalam menghadapi perubahan ke arah kehidupan tanpa rokok. Tindakan mengepalkan tangan di sini memberikan pesan bahwa proses berhenti merokok membutuhkan ketegasan dan keputusan yang kuat dari individu untuk mengubah kebiasaan yang ada.

Dalam konteks ini, gambar tersebut tidak hanya mewakili aksi fisik mengepalkan tangan, tetapi lebih sebagai representasi dari komitmen batin untuk berhenti merokok. Ini adalah langkah pertama yang sangat penting dalam mengubah pola pikir dan membangun kesadaran untuk menghentikan kebiasaan merokok.

Kesimpulannya, visualisasi mengenai langkah 'Bulatkan tekad dan membiasakan berhenti merokok' melalui gambar seseorang mengepalkan tangan secara simbolis menggambarkan bahwa langkah awal yang paling penting dalam berhenti merokok adalah meneguhkan tekad dan komitmen yang kuat untuk melakukan perubahan. Langkah ini mewakili keputusan mental yang kuat untuk menghentikan kebiasaan merokok dan memulai perjalanan menuju kehidupan sehat tanpa rokok.

Langkah selanjutnya adalah 'Meminta dukungan dari keluarga dan kerabat', yang ditunjukkan melalui gambaran sebuah keluarga yang terdiri dari gambaran ayah, ibu, dan anak. Visual ini menunjukkan betapa pentingnya adanya dukungan sosial dan emosional dari lingkungan terdekat dalam perjalanan berhenti merokok. Dalam ilustrasi tersebut, keluarga menjadi simbol yang mencerminkan pentingnya peran dan dukungan yang diberikan oleh anggota keluarga dan kerabat dalam mengatasi kebiasaan merokok.

Gambaran ini menekankan bahwa memiliki lingkungan yang mendukung secara sosial dan emosional dapat menjadi faktor penting dalam mencapai kesuksesan dalam berhenti merokok. Dukungan yang diberikan oleh keluarga dapat memberikan dorongan, motivasi, serta perasaan dimengerti dan didukung yang sangat diperlukan selama proses perubahan kebiasaan. Melalui gambaran ayah, ibu, dan anak, visual ini menunjukkan bahwa dukungan dapat berasal dari berbagai pihak di sekitar individu yang ingin berhenti merokok. Hal ini memperlihatkan bahwa kekuatan dari dukungan sosial dapat datang dari anggota keluarga dan kerabat yang menjadi sumber daya penting dalam menjalani perubahan menuju kehidupan tanpa rokok. Secara keseluruhan, gambaran keluarga yang mendukung dalam ilustrasi ini menegaskan bahwa dukungan sosial dan emosional yang diberikan oleh lingkungan terdekat, seperti keluarga dan kerabat, memainkan peran penting dalam membantu individu dalam proses berhenti merokok. Ini menunjukkan bahwa mendapatkan dukungan dari lingkungan terdekat adalah faktor yang sangat berharga dalam mencapai kesuksesan dalam usaha menghentikan kebiasaan merokok.

Selanjutnya, terdapat representasi visual yang menggambarkan langkah 'Berolahraga secara teratur', ditunjukkan melalui ilustrasi seseorang yang sedang berlari. Visual ini menyoroti pentingnya aktivitas fisik dan rutinitas olahraga sebagai upaya membantu menekan keinginan untuk merokok dan juga meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Gambaran individu yang sedang berlari dalam ilustrasi ini secara tegas menggarisbawahi signifikansi dari kegiatan fisik dalam usaha mengurangi hasrat untuk merokok. Dalam konteks ini, aktivitas berolahraga dianggap sebagai salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi dorongan untuk merokok, karena olahraga dapat memberikan kepuasan dan membantu menenangkan pikiran yang pada gilirannya dapat mengurangi keinginan untuk merokok.

Lebih jauh lagi, ilustrasi ini juga menegaskan bahwa olahraga secara teratur tidak hanya bermanfaat untuk menekan kebiasaan merokok, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Aktivitas fisik yang terjadwal membantu meningkatkan kondisi fisik, meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru, serta dapat meningkatkan perasaan kesejahteraan secara keseluruhan.

Kesimpulannya, visualisasi langkah 'Berolahraga dengan teratur' melalui gambaran seseorang yang sedang berlari menegaskan bahwa olahraga memiliki peranan penting dalam mengurangi keinginan untuk merokok dan juga meningkatkan kesehatan secara menyeluruh. Ini menyoroti bahwa kegiatan fisik bukan hanya sebagai alat untuk menahan hasrat merokok, tetapi juga sebagai cara untuk mencapai kesehatan yang lebih baik secara keseluruhan.

Langkah terakhir yang tersaji dalam visual tersebut adalah langkah 'Konsultasi dengan Dokter', yang direpresentasikan melalui gambar seorang dokter yang memakai peralatannya. Ilustrasi ini memberikan penekanan pada pentingnya memperoleh bantuan dan nasihat dari tenaga medis profesional, seperti dokter atau tenaga kesehatan lainnya, dalam proses berhenti merokok.

Gambaran seorang dokter dalam ilustrasi ini mewakili tahapan yang sangat penting dalam perjalanan menuju berhenti merokok. Ini adalah langkah terakhir yang ditekankan dalam visual, yang ingin menyoroti betapa vitalnya peran konsultasi dengan dokter dalam mendukung individu yang ingin menghentikan kebiasaan merokok. Konsultasi ini dianggap penting karena dokter atau tenaga kesehatan yang berkualitas dapat memberikan panduan, informasi, serta dukungan yang khusus dan tepat sesuai dengan kebutuhan individu dalam upaya berhenti merokok.

Pentingnya mendapatkan nasihat profesional tercermin dari gambar seorang dokter yang mengenakan peralatan medis, menunjukkan bahwa langkah ini merupakan titik akhir yang krusial dalam perjalanan berhenti merokok. Proses konsultasi ini dapat membantu individu untuk merencanakan langkah-langkah yang efektif dalam mengatasi kebiasaan merokok, memberikan pengetahuan tentang strategi yang dapat diterapkan, dan juga memberikan dukungan emosional yang dibutuhkan selama proses berhenti merokok.

Kesimpulannya, visualisasi tentang konsultasi dengan dokter dalam upaya berhenti merokok menggarisbawahi pentingnya bimbingan medis profesional dalam memberikan dukungan serta informasi yang diperlukan bagi individu yang ingin meninggalkan kebiasaan merokok. Hal ini menggambarkan bahwa langkah terakhir ini merupakan langkah kunci dalam perjalanan menuju kehidupan tanpa rokok.

Keseluruhan visual ini menggambarkan serangkaian langkah yang komprehensif dan beragam yang dapat diambil oleh seseorang dalam usaha untuk berhenti merokok. Ini bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga melibatkan aspek-aspek psikologis, sosial, dan kesehatan dalam proses berhenti merokok.

Pada bagian berikutnya dari visual tersebut, terdapat ilustrasi yang menggambarkan sepasang paru-paru yang terlihat sehat, dengan ekspresi tersenyum dan warna merah muda yang segar. Gambaran ini secara jelas ingin menyampaikan pesan yang amat kuat bahwa kesehatan paru-paru akan terjaga dan tetap prima jika tidak terpapar oleh asap rokok.

Pemanfaatan gambaran visual yang menggambarkan sepasang paru-paru dengan ekspresi senyum, yang didominasi oleh warna merah muda yang segar, dimaksudkan untuk memberikan pesan yang sangat spesifik bahwa paru-paru yang tidak terpapar asap rokok akan tetap mempertahankan kesehatan dan vitalitasnya. Ilustrasi ini secara eksplisit menciptakan citra mengenai potensi kesehatan paru-paru ketika seseorang menjauhi kebiasaan merokok, melalui penampilan kesegaran dan kebahagiaan yang terpancar dari organ tersebut.

Visualisasi yang digunakan dengan gambaran paru-paru yang tersenyum dan memiliki warna merah muda yang cerah bertujuan untuk memberikan pesan yang konkret bahwa kesehatan paru-paru akan terjaga dengan baik bila tidak terpapar oleh asap rokok. Ilustrasi ini secara langsung menyoroti konsep bahwa dengan menjauhi rokok, seseorang dapat memelihara kesegaran dan kebahagiaan pada kesehatan paru-parunya. Gambaran tersebut menjadi simbol yang sangat kuat, menunjukkan bagaimana kesehatan paru-paru dapat dipertahankan dan diperkuat melalui keputusan untuk menjauh dari rokok.

Pesan yang ingin disampaikan oleh visual tersebut sangat jelas, yaitu bahwa menjauhi rokok akan menjadi penunjang utama bagi kesehatan paru-paru. Melalui ilustrasi yang disajikan, pesan ini memberikan gambaran yang amat positif mengenai potensi kesehatan yang dapat diperoleh apabila individu terhindar dari asap rokok. Kesegaran dan kebahagiaan yang terdapat dalam gambaran sepasang paru-paru yang sehat secara tersirat menggambarkan bahwa menjaga kesehatan paru-paru merupakan suatu aspek yang sangat penting dan dapat dicapai dengan menjauhkan diri dari kebiasaan merokok.

Visual tersebut secara khusus menyampaikan pesan bahwa menjaga jarak dari rokok adalah keputusan yang sangat berdampak, terutama terhadap kesehatan organ pernapasan. Melalui gambaran sepasang paru-paru yang ceria dan sehat, ditekankan bahwa pilihan untuk tidak merokok dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan bagi kesehatan pernapasan. Ilustrasi ini tidak hanya menciptakan pemahaman tentang manfaat kesehatan, tetapi juga menegaskan bahwa memelihara kesehatan paru-paru merupakan hal yang sangat penting yang dapat dicapai dengan menghindari kebiasaan merokok.

BAB IV

KESIMPULAN

Dalam konteks analisis semiotika terhadap iklan layanan masyarakat yang menyoroti larangan merokok, dapat dipahami bahwa pesan yang disampaikan cenderung mengutamakan pendekatan denotatif yang menekankan informasi konkret tentang dampak negatif merokok pada kesehatan. Dalam perspektif studi semiotika, khususnya melalui sudut pandang Roland Barthes, iklan semacam ini memberi penekanan pada pesan yang bersifat langsung, mudah dipahami, dan mengedepankan esensi dari bahaya merokok.

Iklan layanan masyarakat yang ditelaah melalui analisis semiotika ini menggunakan simbol-simbol visual maupun teks yang cenderung secara eksplisit menggambarkan zat-zat berbahaya dalam rokok atau konsekuensi negatif dari kebiasaan merokok bagi kesehatan tubuh. Fokusnya terletak pada penyampaian pesan anti-merokok yang singkat, padat, dan dirancang agar mudah dipahami oleh penonton.

Dari perspektif semiotika, dapat disimpulkan bahwa iklan tersebut berusaha untuk menarik perhatian audiens secara cepat dan memberikan pengertian yang langsung terkait dengan dampak buruk merokok. Hal ini sangat relevan dengan konteks iklan yang seringkali memiliki durasi pendek di platform seperti YouTube atau media sosial lainnya. Fokusnya adalah untuk secara efektif menyampaikan pesan anti-merokok kepada penonton dalam waktu yang terbatas, tanpa menghilangkan esensi dari informasi yang ingin disampaikan.

Secara keseluruhan, analisis semiotika pada iklan layanan masyarakat yang menyoroti larangan merokok menekankan pentingnya penyampaian pesan yang langsung dan jelas. Iklan ini menggunakan metode komunikasi yang sederhana namun sangat efektif dalam menyampaikan pesan anti-merokok kepada masyarakat. Dengan menggunakan simbol-simbol yang mudah dipahami dan teks yang langsung menggambarkan dampak negatif, iklan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman yang cepat dan langsung terhadap bahaya merokok.

Komentar

  1. KEREN SEKALI ZULFAAAA, TERIMAKASIH NUGGETNYA

    BalasHapus
  2. Kerennn juppp, mangattsss🫢

    BalasHapus
  3. sangat bermanfaat pembahasannya

    BalasHapus
  4. keren sekali karya tulismu

    BalasHapus
  5. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  6. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  7. Pasti ga maudah bikin pembahasan ini. Timakaci. semaangaaatttttttt

    BalasHapus
  8. Bagus banget teh😍

    BalasHapus
  9. informasi yang di jelaskan mudah dipahami dengan baik, terimakasi ! ♡

    BalasHapus
  10. bagaimana anda melakukanya, ini sangat fantastic?

    BalasHapus
  11. Oooooh jd roko tu bahaya ya ka, makasi ya ka

    BalasHapus
  12. kereen masyaaAllah, semangat trs julpaaaa!

    BalasHapus
  13. Masya allah keren julpa

    BalasHapus
  14. Penjelasannya mudah di pahami, terimakasih ka!

    BalasHapus
  15. Masyaallah bermanfaat sekali, makasih ya ka

    BalasHapus
  16. WAAAAAAAAAAAAAAAA BAGUS BANGET

    BalasHapus
  17. Penjelasannya detail, bagus untuk pemahaman

    BalasHapus
  18. bagus bangettt!!😍

    BalasHapus
  19. Keren ini buat nambah pengetahuan

    BalasHapus
  20. Pembahasan nya bagus banget, nambah pengetahuan seputar dunia penginterpretasian iklan dan bahaya merokok

    BalasHapus
  21. baguss pembahasannyaa, sangat menarik untuk dibacaa

    BalasHapus
  22. blognya sangat bermanfaat, terima kasih yaa

    BalasHapus
  23. penjelasannya sangat mudah dipahami

    BalasHapus
  24. Akmal Cahyo Nugroho8 Januari 2024 pukul 08.16

    bagus, materi yg diterangkan sangat jelas dan mudah di pahami

    BalasHapus
  25. Keren bgtt😍

    BalasHapus

Posting Komentar